Rabu, 10 Agustus 2016
MRSyamnews : Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menegaskan asumsi rata-rata nilai tukar rupiah pada 2017 sebesar Rp13.300 per USD yang disampaikan Presiden Joko Widodo dalam pidato penyampaian Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2017 di DPR bisa diterima
Agus, di Kompleks Gedung DPR, Jakarta, mengatakan target nilai tukar rupiah tersebut dapat tercapai mengingat adanya beberapa faktor yang mendukung seperti aliran dana repatriasi dari pengampunan pajak dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang membaik.
Dia memperkirakan aliran dana repatriasi hasil amnesti pajak yang akan masuk ke Indonesia pada akhir 2016 dan kuartal I-2017 yang bisa membantu stabilitas nilai tukar rupiah terhadap USD. Tentu semua pihak diharapkan bisa mendukung pencapaian tersebut.
Agus berpendapat neraca pembayaran Indonesia yang mulai membaik juga akan bertahan hingga 2017. "Kuartal II-2016 baru kita lalui, kita melihat bagaimana neraca pembayaran Indonesia membaik yang tadinya mungkin cuma USD300 juta meningkat jadi USD2,2 miliar dan itu dampaknya pada cadangan devisa kita yang naik menjadi USD109 miliar lebih," tuturnya, seperti dikutip dari Antara, Selasa
Ia memberi perhatian lebih pada kemungkinan bank sentral AS Federal Reserve atau the Fed apakah akan menaikkan suku bunganya. "Yang salah satu perlu kita perhatikan ekonomi Amerika secara konsisten selama dua bulan sudah semakin menunda rencana kenaikan Fed Fund Rate," ungkapnya.
Selain itu, ia menambahkan, BI juga memperhatikan negara-negara maju seperti di Eropa dan Jepang yang masih berjuang dalam memperbaiki pertumbuhan ekonominya. Dia menekankan semua aspek tersbut masih harus terus dipertimbangkan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar